HANYA pendidikan yang bisa mengubah dunia. Manusia harus terus meningkatkan kualitas pendidikannya. Sebab hanya dengan pendidikan yang semakin meningkat, berarti satu tahapan menuju visi masyarakat yang berperadaban semakin ternyatakan. Proses pendidikan akan menambah ilmu pengetahuan dalam benak dan pikiran warga bangsa. Pendidikan juga menebalkan kesadaran intuisi dan penghayatan hati manusia terhadap nilai-nilai kehidupan yang semakin majemuk. Pendidikan membuka wawasan manusia untuk mengetahui dan mempelajari banyak hal. Pendidikan pun menggiring hati dan pikiran manusia ke area pertumbuhan simpati, empati dan kebijaksanaan-kebijaksanaan (wisdom) hidup manusia.
Dan itulah yang dilakukan secara serius jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka. Dinas tersebut terus berikhitar meningkatkan kualitas dan kuantitas capaian perkembangan serta pemajuan pendidikan bukan hanya pada proses belajar mengajarnya, tapi juga banyak sisi lainnya yang menjadi kekuatan integral pendukungnya. Meski memang masih ada sejumlah hal yang mesti terus ditingkatkan dan difokuskan pencapaian keberhasilannya, namun para stakeholders bidang pembangunan pendidikan di Kabupaten Majalengka bolehlah berbangga hati.
“Pendidikan harus menjadi tanggungjawab kita bersama. Pemerintah di satu sisi berkewajiban menyiapkan beragam hal terkait dengan sarana-prasarana dan dananya (termasuk juga penguatan para pengajarnya), di sisi lainnya masyarakat harus terus menguatkan daya dukungnya,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Majalengka, Dr. H.Iman Pramudya S., ketika berbincang dengan Sinarmedia, Kamis petang (3/5), di kantornya.
Kadisdik menyempatkan waktu cukup luang bagi Sinarmedia yang mengangkat sekitar isu-isu pendidikan di Kabupaten Majalengka terkait perinagatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang setiap tahun diselenggarakan. Pada kesempatan tersebut Kadisdik juga mengundang serta para pejabat di lingkungan Kantor Disdik Majalengka. Selain Sekretaris Disdik, Hj. Roppedah, hadir pula Kepala Bidang Sekolah Dasar (Kabid SD), Ohim Durohim, Kabid Sekolah Menengah Pertama (SMP), Heri Rahyubi, Kabid Sarana Prasaran (Sarpras), Aminuddin, dan Kabid PAUD, Yeyet Aigah.
Disebutkan Kadisdik, selain lembaganya secara rutin menjamin pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan berjalan normal dan berhasil, Disdik Kabupaten Majalengka juga kini memiliki tiga program unggulan yang dilakukan sebagai bentuk apresiasi dan tanggung jawab pihaknya pada bangsa dan negara secara holistik. Program unggulan itu merupakan kolaborasi kegiatan dengan pihak lain di luar lembaga yang terkait dengan bidang pendidikan secara langsung.
Ketiganya yakni, pertama, pengenalan bahaya narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba) yang dimasukkan pada kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes). Program ini bekerjasama dengan Polres Majalengka.
Kemudian yang kedua, katanya, program Polisi Kecil (Pocil) yang juga bekerjasama dengan kepolisian. “Program ini secara berjenjang akan diikuti oleh siswa pendidikan dasar (TK dan SD), kemudian siswa SMP dan SMA. Kegiatan ini sangat berkaitan dengan program pendidikan karakter,” katanya.
Dan, ketiga, kita menggalang dan menyebarkan kampanye sekolah ramah anak. “Kita akan menyosialisasikan sekolah-sekolah bebas dari kekerasan terhadap siswa atau anak. Kita akan berupaya menjadikan sekolah-sekolah di Kabupaten Majalengka sebagai sekolah yang ramah anak,” katanya.
Disebutkannya, yang paling membanggakan yang kini dimiliki instansinya adalah aplikasi pelaporan biaya operasional siswa (BOS). Sistem aplikasi BOS Disdik Kabupaten Majalengka ini kini banyak dirujuk daerah lain sebagai model pelaporan BOS yang tidak ribet tetapi memiliki akurasi dan validitas yang sangat bagus. Aplikasi pelaporan BOS ini merupakan yang pertama ada, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat.
“Kita sering didatangi daerah lain yang ingin menggunakan sistem yang sama dengan kita. Mereka datang langsung ke kantor kita, tidak jarang pula kita diundang ke daerah lain untuk memberikan gambaran dan pemahaman penggunaan aplikasi tersebut,” kata Iman Pramudya diiyakan para pejabat pembantunya.
Kemunculan sistem aplikasi tersebut dirancang para pejabat di lingkungan Disdik Kabupaten Majalengka yang melibatkan banyak orang. Aplikasi tersebut menyebabkan banyak kemudahan para pengelola BOS dalam hal pelaporannya. Sistem aplikasi tersebut melingkupi tiga aplikasi penting, yakni aplikasi pelaporan barang dan jasa, aplikasi pelaporan belanja pegawai dan aplikasi aset modal usaha.
Ide penciptaan aplikasi itu, katanya, bermula dari keruwetan dan rasa kewalahan para petugas penerima laporan yang menerima dari sekolah-sekolah pengguna BOS secara manual. “Setiap kali mendapati laporan manual dari sekolah-sekolah terkait penggunaan dana BOS, kami selalu sangat dipusingkan dan kewalahan. Lantas pejabat kami berinisiatif membuat aplikasi pelaporan online yang sederhana namun bisa terjaga akurasi dan validasinya,” ungkapnya.
Penggunaan aplikasi tersebut dirancang menggunakan pola dan cara yang sesederhana mungkin. Disebutkannya, aplikasi itu menggunakan sistem webs secara off-line. Sekolah-sekolah pengguna dana BOS bisa mengakses sistem itu secara langsung melalui servernya masing-masing. “Sekolah melaporkan penggunaan dana BOS lewat servernya masing-masing dengan sandi yang sudah dimiliki. Aplikasi ini sangat terjaga akurasi dan validasinya berdasarkan input data yang lengkap dan benar dari para pengguna dana itu,” katanya.
Indeks Bidang Pendidikan
Disebutkan Kadisdik, lembaganya memiliki tage-line “Mewujudkan Masyarakat Majalengka yang Cerdas dan Kompetitif Berbasis Agamis”, sebuah motto kerja yang menempatkan masyarakat Majalengka sebagai sasaran dan fokus utama pelayanan dinasnya. Motto tersebut disandarkan pada kepentingan mengunggulkan kualitas dan kuantitas pendidikan bagi segenap masyarakat Majalengka dengan capaian kecerdasan yang berbungkus nilai-nilai utama agama.
Raihan pembangunan bidang pendidikan di Majalengka, katanya, menempati posisi sangat penting dan unggul dalam penerapan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Majalengka, di atas bidang kesehatan. “IPM Majalengka sangat tertolong oleh keberhasilan indeks pendidikannya. Indeks pendidikan kita bagus, berada di atas indeks kesehatan masyarakat Majalengka,” ungkapnya.
Disebutkan pula, Angka Pencapaian Kasar (APK) bidang pendidikan di Majalengka yakni 7,8 tahun. Artinya, rata-rata lama bersekolah masyarakat di Kabupaten Majalengka mencapai 7,8 tahun (kira-kira setara dengan usia bersekolah kelas VII atau setingkat kelas 2 SLTP). Capaian APK itu diharapkan akan terus meningkat tinggi seiring dengan beragam upaya besar dan keras yang sedang dan akan dilakukan pihaknya.
Terkait angka drop-out (DO) sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Kabupaten Majalengka, disebutkan ada tapi angka atau persentasenya sangat kecil. Angka DO siswa SD hingga bulan Januari 2018 hanya tercatat sebanyak 16 orang/siswa, atau hanya 0,07 persen dari total jumlah siswa SD yang tercatat sebanyak 20.843 orang. Sementara angka DO siswa SMP hingga bulan Januari 2018 tercatat sebanyak 96 orang/siswa atau hanya 0,49 persen dari total keseluruhan siswa SMP sebanyak 19.371 orang.
“Dengan begitu angka DO untuk SD dan SMP di Kabupaten Majalengka sangat rendah. Lagi pula, jenjang pendidikan mereka itu kemudian dituntaskan melalui program Kejar Paket A, B dan C yang diselenggarakan secara gratis,” kata Iman .
Ditanya terkait masih adanya siswa SD yang DO, Kadisdik menyebutkan ada beberapa alasan. Salah satu di antaranya ada anak SD yang keluar lantaran terseret persoalan rumah tangga orangtuanya, berada ada keluarga yang broken-home. Sementara untuk siswa SMP yang keluar juga disebabkan beberapa alasan seperti karena alasan difabelitas siswa dan tergoda membantu keluarganya mencari uang.
Diakui Iman masih ada sejumlah masalah yang kini menjadi fokus perhatian lembaganya, di antaranya adalah terkait soal kompetensi guru dan sarana penunjang pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komupter (UNBK) dalam bentuk kelengkapan komputernya. “Dalam soal kompetensi guru, misalnya, seharusnya semua guru minimal berijazah sarjana (S1), namun hingga kini masih ada yang belum S1. Kita dorong mereka yang belum sarjana untuk segera meraihnya dengan cara kami berikan beasiswa pendidikan,” katanya.
Menyangkut kelengkapan sarana UNBK dalam bentuk terpenuhi kebutuhan komputer, pihaknya juga terus mengupayakan secara keras. Pada pelaksanaan UNBK tingkat SMP memang masih ada yang harus menempel ke sekolah lain, namun diharapkan tahun depan semua SMP bisa melaksanakan UNBK seluruhnya yang dilaksanakan di sekolahnya masing-masing. Artinya, semua kebutuhan komputernya sudah terpenuhi.
Disebutkan, di Kabupaten Majalengka terdapat sebanyak 660 sekolah dasar negeri (SDN) dan 7 SD swasta. Sekolah lanjutan tingkat pertamanya tercatat ada sebanyak 79 SMPN dan 25 SMP swasta. “Memang masih ada yang kekurangan ruang kelas untuk belajar, tapi hal itu akan kita terus upayakan pengadaannya. Sumber dana yang digunakan untuk semua sekolah tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Majalengka, “ katanya. (Arif/SM)
11 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini